Rabu, 01 Mei 2013

Muhammad Armand : Ironisnya Sang Profesor

Lahir di Polewali Mandar-Sulawesi Barat. Ikatan Alumni Universitas Indonesia. Mengajar di Universitas Sultan Hasanuddin, Makassar-Sulawesi Selatan. Etnis Mandar. Islam Sunni


Di Hari Pendidikan Nasional, 2013 ini. Seorang profesor di kampus saya, form Beban Kerja Dosen (BKD) kosong, tak terisi. Apa pasal?. Sang profesor tak pernah mengajar selama satu semester, baik di Strata 1, Program Magister, maupun Program Doktoral. Walau surat penugasan yang dianggap cakap dan mampu dalam tugas mengajar, telah ia terima. Apa hendak dikata, SK Rektor itu hanya sebatas administratif belaka.

Ironisnya lagi, sebab sang profesorpun tak melakukan aktifitas pengabdian pada masyarakat dan juga tak satupun kegiatan riset yang ia jalankan. Nol besar dan pasif dari tema Tri Dharma Perguruan Tinggi. Yang kian memiriskan sebab sang guru besar itu tak pernah menulis buku. Hingga seorang menagih bukunya: “Prof, kami mau minta buku untuk kepangkatan selanjutnya Prof”. Ia dengan wajah tak bersahabat dan kesan marah: “Memang gampang buat bukukah?”.

Semakin satire sebab Sang Profesor ini gencar menyuruh dosen untuk menerbitkan buku, dan barulah kita (para dosen) tersadar bahwa beliau berkampanye agar kita membuat buku, namun beliau sendiri ‘tak sempat’ membuat buku, satupun. Beliau minta maaf dan menyesali atas aktifitasnya di luar kampus yang tak berhubungan dengan profesinya sebagai dosen.

Kian memiriskan sebab sang profesor ini, menjadi konsultan di sana sini, terbang antar pulau, antar negara. Dan menurutnya, ini adalah pengabdian pada masyarakat. Tak salahlah ucapan profesor itu, namun ia lupa bahwa mahasiswa merindukannya akan ilmu-ilmu yang dimilikinya, mahasiswa mebutuhkannya dan dosen-dosen muda kangen dengan kepiawaiannya dalam transformasi ilmu.

Akh, mengapa saya mengritisi profesor itu, sedang sayapun kadang melakukan hal yang sama. Dan profesor pengabdi pada proyek-proyek kelas teri sampai kelas kakap, sungguh banyaklah di negeri ini. Profesornya ibarat pukat harimau, mulai ikan terbang sampai ikan kaleng terperangkap seluruhnya di jala harimaunya.

Selamat Hari Pendidikan Nasional