http://www.agusyulianto.com/2014/05/mengapa-laki-laki-suka-selingkuh.html?spref=tw
Ga cowok juga. Tapi cewek tetap harus waspada....
Mengapa Laki-laki Suka Selingkuh
Saat mengisi Pengajian Keluarga Sakinah di Mushalla KJRI California
bulan Maret 2011 kemarin, seorang ibu bertanya kepada saya dengan penuh
semangat, “Mohon Bapak jelaskan, mengapa lelaki suka selingkuh?”
Pertanyaan ini amat menggelitik saya, karena mengkaitkan antara “lelaki”
dengan “selingkuh”.
Saya menjawab dengan membalikkan pertanyaan, “Benarkah hanya lelaki yang
suka selingkuh? Kalau hanya lelaki yang suka selingkuh, lalu ia
selingkuh dengan siapa? Apakah selingkuh dengan sesama lelaki?” Tentu
saja selingkuh terjadi –secara umum– antara lelaki dan perempuan,
terserah siapapun yang memulainya. Yang memulai dan yang agresif, ini
sulit dipastikan. Karena biasanya terjadi situasi “panci bertemu tutup”,
artinya saling melengkapi. Kedua belah pihak pasti punya andil dalam
menciptakan perselingkuhan.
Berbeda
dengan perkosaan, perselingkuhan jelas melibatkan hati dan perasaan
kedua belah pihak. Artinya, tidak bisa terjadi sepihak, dan tidak ada
yang menjadi “korban”, karena terjadi saling suka di antara mereka.
Kalau perkosaan, itu terjadinya kehendak satu pihak yang dipaksakan
kepada pihak lainnya. Perkosaan juga tidak melibatkan hati dan perasaan,
namun lebih kepada pelampiasan nafsu sesaat.
Pertanyaan serupa saya dapatkan saat mengisi Pengajian Keluarga Sakinah
yang diselenggarakan oleh Yayasan Insan Cendekia Jayapura, di Sentani,
Kabupaten Jayapura, Papua. Seorang lelaki mengajukan pertanyaan, “Semua
orang memiliki peluang untuk melakukan selingkuh. Bagaimana cara
menghindarkan diri dari kecenderungan selingkuh?”
Mengapa selingkuh? Ya, ini pertanyaan yang pertama kali harus dijawab.
Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya yang saya hormati, selingkuh terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah:
Pertama, Pelarian dari Kebosanan
Tatkala suami dan isteri melalui kehidupan rumah tangga dengan monoton,
mengalir begitu saja bersama waktu, bisa mudah menyebabkan munculnya
kebosanan. Tanpa terasa hubungan di antara mereka menjadi kering dan
sangat mekanis. Semua terasa hambar, karena terjebak dalam rutinitas dan
sekedar melakoni kewajiban serta peran masing-masing.
Kebosanan akan cepat melanda, jika suami dan isteri tidak memiliki cara
merawat cinta di antara mereka. Setiap hari berada dalam situasi yang
monoton, tanpa ada upaya menciptakan suasana yang berbeda. Oleh karena
itu hendaknya suami dan isteri pandai membuat suasana yang menyenangkan
setiap harinya. Kebosanan akan mudah hilang apabila setiap hari suami
dan isteri menyirami dan memupuk cinta mereka dengan berbagai aktivitas
bersama.
Suami bisa bosan melihat penampilan isteri yang tidak pernah berdandan
dan monoton dalam penampilan maupun pelayanan. Isteri bisa bosan melihat
suami yang tidak pernah memberikan rayuan dan monoton dalam penampilan
maupun pelayanan. Saat kebosanan melanda, suami bertemu wanita yang
“luar biasa”, karena sangat berbeda dengan penampilan isterinya. Isteri
bertemu lelaki yang “luar biasa”, karena berbeda dengan gaya suaminya.
Jika kebosanan sudah melanda rumah tangga, masing-masing akan mudah
terpesona oleh orang ketiga yang mampu menyenangkan hati mereka. Suami
mendapatkan wanita lain di luar rumahnya, yang mengisi kekeringan
hatinya. Isteri mendapatkan lelaki lain di luar rumahnya, yang menyirami
kegersangan cintanya. Maka peluang selingkuh muncul dengan lebih mudah.
Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, berhati-hatilah jika sudah mengalami
perasaan kebosanan hidup berumah tangga. Segera segarkan suasana rumah
tangga anda dan jangan mencari pelarian atau pelampiasan di luar rumah.
Kedua, Pelarian dari Konflik dalam Rumah Tangga
Jika rumah tangga sedang menghadapi situasi konflik berkepanjangan,
suasana yang terbentuk sangat tidak menyenangkan. Ada rasa panas setiap
kali suami dan isteri bertemu dan berbicara. Mereka berpura-pura
menampakkan kemesraan di hadapan anak-anak, namun sesungguhnya hati
mereka sangat jauh. Bahkan pada titik yang lebih parah, mereka sudah
menampakkan konflik secara terbuka di hadapan anak-anak.
Apabila konflik dibiarkan berkepanjangan tanpa diselesaikan, akan
memudahkan suami dan isteri mencari pelarian di luar rumahnya. Suasana
yang tidak nyaman dan menegangkan akibat konflik di rumah, membuat suami
dan isteri “memaafkan diri” untuk mencari tempat pelarian yang
menenangkan hati dan menyenangkan perasaan. Pelarian itu bisa berupa
orang ketiga yang bisa menenangkan hati mereka. Dari sini, peluang
selingkuh menjadi terbuka lebar.
Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, segeralah selesaikan konflik antara anda
berdua, jangan biarkan konflik berlarut-larut tanpa usaha penyelesaian.
Segera ambil tindakan untuk berdamai dengan pasangan. Jangan membiarkan
konflik menjadi alasan untuk mencari pelarian kepada orang ketiga di
luar rumah.
Ketiga, Mendapatkan Tempat Curhat dan Teman Diskusi
Kadang karena alasan kesibukan, suami dan isteri tidak meluangkan waktu
untuk bercengkerama, mengobrol, dan bercanda mesra. Bertemu di rumah
hanya sebatas rutinitas sebagai suami dan isteri, makan bersama, tidur
bersama, tanpa ada waktu untuk bersantai berdua. Jika suasana seperti
ini dibiarkan berlama-lama, isteri akan merasa tidak mendapat perhatian,
dan tidak mendapatkan tempat untuk curahan hati (curhat). Suami juga
merasa tidak mendapatkan teman yang nyaman untuk berdiskusi.
Apabila di luar rumah isteri bertemu lelaki yang bisa menjadi tempat
curhat, ia akan merasa sangat nyaman. Apabila suami bertemu dengan
wanita yang enak diajak berdiskusi, ia akan sangat merasa nyaman. Jika
suasana ini dibiarkan berlama-lama, akan membuka peluang yang semakin
besar untuk terjadinya perselingkuhan.
Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, perhatikan pesan saya ini: para suami harus
menjadi tempat curhat yang baik bagi isterinya, dan isteri harus
menjadi teman diskusi yang baik untuk suaminya. Anda berdua tidak perlu
mencari tempat curhat dan teman untuk mendiskusikan problem keluarga
anda di luar rumah. Selesaikan “secara adat” di dalam rumah anda
sendiri.
Keempat, Menemukan Harapan
Setiap manusia pasti memiliki harapan. Suami memiliki sejumlah harapan
kepada sang isteri, demikian pula isteri memiliki sejumlah harapan
kepada suami. Seringkali harapan itu tidak mereka diskusikan, tidak
mereka pertemukan, tidak mereka ungkapkan. Menjadi endapan saja dalam
perasaan. Ketika harapan tersebut tidak menjadi kenyataan, hati mudah
kecewa. Suami kecewa dengan kondisi isteri yang tidak sesuai harapan.
Isteri kecewa dengan kondisi suami yang jauh dari harapan.
Pada kondisi tengah merasa kecewa karena harapan mereka tidak
kesampaian, suami menemukan wanita yang bisa memenuhi harapannya.
Demikian pula isteri menemukan lelaki yang memenuhi harapannya. Hati
suami berbunga-bunga dan sangat bahagia menemukan wanita lain yang
sesuai harapan yang diinginkan. Hati isteri demikian bahagia menemukan
lelaki lain yang bisa memenuhi harapannya. Apabila hal ini sengaja
mereka biarkan terjadi, akan semakin memudahkan jalan menuju
perselingkuhan.
Oleh karena itu, suami dan isteri harus saling mendialogkan harapan
kepada pasangan. Apabila suami dan isteri mengerti harapan pasangan
kepada dirinya, ia akan berusaha untuk memenuhinya dengan sukarela.
Namun apabila harapan itu hanya didiamkan saja tanpa pernah didialogkan
kepada pasangan, masing-masing merasa tidak ada yang kurang dari
dirinya. Masing-masing merasa telah memenuhi harapan pasangannya. Bisa
juga masing-masing kecewa diam-diam saja, karena melihat harapan tidak
didapatkan dari pasangannya.
Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, temukan harapan pada pasangan anda. Jangan
berusaha mencari-cari, dan akhirnya menemukan, harapan dari orang ketiga
di luar rumah, yang justru hanya memperparah persoalan anda.
Kelima, Komunikasi dan Interaksi yang Berlebihan
Hati manusia mudah sekali mendapatkan pengaruh, positif maupun negatif.
Apabila seorang suami rajin menjalin komunikasi dan interaksi yang rutin
serta intensif dengan wanita lain, akan memudahkan baginya untuk
merasakan kecenderungan hati kepada wanita itu. Demikian pula apabila
seorang isteri menjalin komunikasi dan interaksi secara rutin dan
intensif dengan lelaki lain, akan mudah baginya merasa cenderung dengan
lelaki tersebut.
Komunikasi dan interaksi yang rutin dan intensif menjadi pintu munculnya
berbagai perasaan hati antara lelaki dan perempuan. Bukan hanya bagi
lelaki dan wanita lajang, namun juga terjadi pada mereka yang sudah
berkeluarga. Oleh karena itu, komunikasi dan interaksi harus memiliki
batasan. Jika dalam konteks pekerjaan, maka batasi komunikasi dan
interaksi tersebut sebatas urusan pekerjaan. Jika dalam konteks
persahabatan, batasi komunikasi dan interaksi sewajarnya sebagai
sahabat. Tidak lebih dari itu.
Demikianlah di antara penyebab munculnya perselingkuhan. Semua bermula
dari kondisi yang ada di dalam rumah tangga, orang lain di luar rumah
itu hanya “pemeran tambahan” saja. Pemeran utamanya tetap kondisi suami
dan isteri dan relasi mereka dalam kehidupan keluarga. Maka jaga selalu
hubungan anda dengan pasangan. Berbuatlah yang terbaik untuk pasangan.
Bahagiakan pasangan. Jangan sakiti hati dan perasaan pasangan. Jangan
khianati kesetiaan pasangan.
Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, percayalah kepada saya, jika cinta selalu
anda rawat dalam kehidupan rumah tangga, jangan khawatirkan pasangan
anda akan selingkuh. Jangankan selingkuh, berpikir untuk selingkuh pun
tidak.
Oleh : Cahyadi Takariawan (Pak Cah)
Sumber : http://www.fimadani.com/mengapa-laki-laki-suka-selingkuh/